Categories
  • Artikel Kepala Sekolah
  • Berita
  • Kegiatan Sekolah
  • Literasiku
  • Pengumuman
  • Prestasiku
  • Mengamati Kinerja Guru dalam Bingkai Platform Merdeka Belajar (PMM)

    Mar 16 202411 Dilihat

    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd.

    (Kepala SMAN 1 Parang Magetan Jawa Timur)

    Menteri Pendidikan, Kebudayaaa dan Riset Dikti yang ahli di bidang aplikasi IT, rupanya diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Mulai Januari 2024,  guru harus mengisi rancangan kinerja yang akan dilakukan kurun waktu januari hingga juni tahun 2024 melalui platform merdeka mengajar.

    Guru disibukkan dengan Pengisian SKP (Sasaran Kerja Pegawai/Rencana Kerja) yang mulai tahun 2024  mulai terintegrasi dengan PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Dikti.  Kesibukan guru dalam mengisi PMM ini sehingga banyak anekdot yang dibuat guru yang intinya kesemuanya guru menjadi sibuk mengisi PMM bukan sibuk mengajar dengan baik. Memang digitalisasi di dunia pendidikan sudah tidak bisa ditunda lagi, dunia IT bertujuan meringankan tugas dan kerja manusia dalam pekerjaan sehari-hari namun sebaliknya di lapangan dengan PMM ini banyak guru yang menjadi terbebani dengan platform ini.

    Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada beberapa catatan terhadap pelaksanaan PMM. Pertama, banyak anggapan bahwa PMM bisa mendistorsi tupoksi guru karena menyita banyak waktu . Implementasi PMM banyak sekali video yang harus disaksikan oleh guru yang berupa video You Tube, di mana setiap video memiliki durasi yang relatif panjang yaitu  6-10 menit, padahal guru sudah memiliki beban  mengajar yang relatif  berat minimal 24 sd 40 JP, disamping jam mengajar yang padat, juga ada tugas tambahan dari sekolah seperti menjadi Wakil Kepala Sekolah, Staff Wakil Kepala Sekolah, Wali  Kelas,  Tim  Projek P5, Pembimbing  Ekstrakurikuler  bahkan  menjadi  panitia  beberapa  kegiatan  yang  sifatnya temporer tetapi silih berganti, seperti Panitia Ulang Tahun Sekolah, Panitia Ulangan Semester dan ujian Sekolah, dan berbagai kegiatan pendampingan siswa yang lain, sehingga tugas utama guru (mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik) menjadi bias bahkan bisa jadi terlalaikan. Belum lagi dalam fungsi kompetensi sosial, Guru di masyarakat cenderung banyak dimanfaatkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan. Bahkan dengan banyaknya tenaga Kependidikan (TU) yang mengalami masa purna tugas sementara pemerintah belum mengangkat TU yang baru, akhirnya banyak guru yang dibebani sebagai bendahara Gaji, Bendahara BOS, bendahara BPOPP, bendahara (pembantu) Komite Sekolah dan berbagai kegiatan yang cukup menyita waktu.

    Kedua, Guru kesulitan dalam membuat aksi nyata. Banyak guru yang sudah mengakses PMM tetapi terkendala di dalam pembuatan aksi nyata pada pelatihan mandiri. Kendala ini ada beberapa yang terjadi karena harus menunggu waktu validasi yang cukup lama, dan ada juga yang harus  melakukan  revisi  atau  perbaikan. Selain kendala tersebut pembuatan aksi nyata memerlukan  waktu  yang  khusus  untuk  melaporkan  aksi  nyata  yang  telah dilakukan,  banyak  yang  belum  meluangkan  waktu  untuk  membuatnya. Kendala aksi nyata juga disebabkan adanya rasa kurang percaya diri dalam membuat aksi nyata, mereka merasa bahwa aksi nyata yang dilakukan belum sesuai dengan yang diharapkan, dengan kata lain “belum berani memulai”.

    Ketiga, Pengerjaan PMM memerlukan konsentrasi yang tinggi  terutama  dalam  mengakses  pelatihan  mandiri. Sebagai contoh saat mengerjakan post tes yang ada di pelatihan mandiri, jika tidak menyimak dengan baik video yang disajikan, maka akan gagal mengerjakan post tes, dan harus mengulang lagi menonton video atau dengan kata lain memulai lagi dari awal. Banyak guru yang mengeluh bahwa pelatihan tersebut mengganggu tugas utama guru yaitu mengajar dan mendidik siswa.

    Keempat, Kuota internet dan masalah jaringan. Sekolah yang luas menyebabkan jaringan wifi yang sudah disiapkan sekolah tidak lancar. Padahal akses PMM membutuhkan jaringan internet yang kuat karena banyak video yang harus disimak penjelasannya. Selain wifi yang tidak lancar, keterbatasan kuota internet yang dimiliki oleh guru juga menjadi masalah dalam mengakses PMM karena menyelesaikan PMM membutuhkan kuota internet yang cukup (kendala anggaran). Di sisi yang lain, tidak setiap daerah memiliki jaringan internet yang bagus dan hal ini menjadi kendala yang sampai sekarang belum terselesaikan. Sebaliknya ketika internet lancer dan bagus, tidak sedikit Guru yang justri sibuk mengerjakan PMM bukan sibuk mengajar.

    Kelima, tidak semua guru familier dengan PMM. Sumber daya dan kemampuan manusia dalam  menjalankan suatu  konsep  tidaklah  sama,  tergantung dengan masing-masing individu. Ada yang cepat memahami konsep atau materi di PMM dan ada yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahaminya, termasuk penguasaan teknologi yang berbeda juga menghambat akses PMM. PMM memiliki banyak fitur yang dapat memudahkan guru  dalam  mengembangkan    kemampuan    mengajar  mereka,  tetapi  masih  memiliki  kelemahan  dalam  proses penggunaan, di mana masih banyak guru yang tidak fasih  dalam  menggunakan PMM.

    Keenam, melelahkan dan membuat jenuh. Penambahan  topik secara terus-menerus pada   PMM membuat guru menjadi tidak semangat menyelesaikan  PMM  dan  menjadi  semakin  jenuh  karena banyaknya topik  yang  harus  diselesaikan. Sampai  bulan Oktober tahun 2023 topik pelatihan mandiri yang ada di PMM mencapai 40 topik. Di mana masing-masing topik terdiri dari beberapa modul, di dalam modul ada beberapa video, latihan pemahaman, reflektif, dan jika semua  modul dalam 1 topik selesai, akan muncul post tes dan terakhir adalah aksi nyata yang harus dilakukan untuk mendapatkan bukti sertifikat pelatihan.

    Ketujuh, berburu sertifikat. E-kinerja guru tahun 2024 terintegrasi dengan PMM. Guru tinggal memilih Rencana Hasil Kerja (RHK) yang sudah tersedia di PMM. Tidak ada kemerdekaan guru untuk membuat RHK secara mandiri dan sesuai kebutuhan. Secara umum, guru memilih RHK yang bukti fisiknya sertifikat yang pemenuhan buktinya relatif mudah dibanding RHK yang lain, dimana pemenuhan bukti fisiknya berupa laporan yang lebih rumit. Dampak dari pemilihan RHK semacam ini, salah satunya adalah guru berburu sertifikat diklat/worshop. Diklat/worshop daring tumbuh subur bak jamur di musim hujan, tak peduli apakah betul-betul bermutu dan sesuai kebutuhan guru. Lagi-lagi guru menghabiskan waktu bukan untuk mendampingi peserta didik.

    Disatu sisi kegiatan semacam ini merupakan langkah positif bagi guru yang ingin mengembangakn kompetensinya namun disisi lain justru membuat berbagai keresahan bagi guru. Keresahan ini mulai dari kualitas diklat yang tidak terstandar dan kadang hanya bermotif untuk menambah pengikut di YouTube semata. Biasanya diklat semacam ini meminta membagikan pengumuman diklat melalui grup Whatsapp dan mensyaratkan mengikuti sosial media mereka. Bahkan satu grup Whatsapp bisa menerima puluhan pesan dari satu diklat karena kalau mau ikut harus membagikan pengumuman diklat yang diselenggarakan.

    Dengan PMM ini memenga pemerintah berharap adanya peningkatan kualitas layanan gur terhadap siswanya serta adanya peningkatan kualitas guru sehingga naik pula kemampuan mengajarnya sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Namun ironis, disisi lain dengan PM ini akan menambah beban kerja guru karena harus terus menyimak PMM dan mengupload segala tetek mbengek yang berkaitan dengan dunia pemebelajaran. Sehingga tidak salah pendapat Doni Purnomo Guru SMAN 1 Purwantoro Wonogiri bahwa disatu sisi kegiatan semacam ini merupakan langkah positif bagi guru yang ingin mengembangkan kompetensinya namun disisi lain justru membuat berbagai keresahan bagi guru yang justru kontraproduktif trhadap peningkatan kualitas pendidikan.

    Untuk itu tidak terlalu salah jika pemerintah merevisi atau justru meninjau kembali keberadaan PMM ini. Sebelum ada PMM pun masih banyak tugas guru yang belum bisa terselesaikan dengan baik berkaitan dengan membangun moral dan karakter anak bangsa dengan tantangan yang semakin berat. Penlis khawatir kalau PMM terus diterapkan walaupun sudah ada sinyal akan ditinjau kembali bisa berdampak pada kinerja guru bukan sibuk mendidik dan mengajar namun sibuk mengisi aplikasi PMM. Semoga  hal ini tidak terjadi dan kualitas pendidikan semakin meningkat .

    Share to

    Perhaps you are interested in other articles.

    Bupati Magetan Hadiri Gebyar Kesenian Dr...

    by Mar 04 2023

    Acara Dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Parang, Yang di hadiri Oleh Bupati Magetan Suprawot...

    Mengamati Kinerja Guru dalam Bingkai Pla...

    by Mar 16 2024

    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Kepala SMAN 1 Parang Magetan Jawa Timur) Menteri Pendidikan, Kebudayaaa ...

    Polusi, Uji Emisi dan Solusi

    by Mar 16 2024

    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Alumnus Departemen Geografi Unversitas Negeri Malang/UM) Kondisi udara d...

    Nyontek

    by Mar 16 2024

    Oleh : Drs.H.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ) DR. Sigid Sri...

    Mengamati Maraknya Buka Bersama di Bulan...

    by Mar 16 2024

    Oleh 1. Agus Prasmono (Pengamat Sosial,tinggal di Ponorogo,Jatim) 2. Priyono (Takmir Masjid Al Ikhla...

    Gelar Karya P5 Bertemakan “Berbhin...

    by Okt 23 2023

    Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler y...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    Other News

    Polusi, Uji Emisi dan Solusi


    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Alumnus Departemen Geografi Unversitas Negeri Malang/UM) Kondisi udara dibeberapa kota besar di Indonesai semakin me...

    16 Mar 2024

    Gelar Karya P5 Bertemakan “Berbhineka Tun...


    Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optima...

    23 Okt 2023

    Nyontek


    Oleh : Drs.H.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ) DR. Sigid Sriwanto,MSi (Dosen pendidikan Geografi Univers...

    16 Mar 2024

    Bupati Magetan Hadiri Gebyar Kesenian Drama Bah...


    Acara Dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Parang, Yang di hadiri Oleh Bupati Magetan Suprawoto, Forkopimca Parang, Guru SMAN 1 Parang, Da...

    04 Mar 2023

    Mengamati Kinerja Guru dalam Bingkai Platform M...


    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Kepala SMAN 1 Parang Magetan Jawa Timur) Menteri Pendidikan, Kebudayaaa dan Riset Dikti yang ahli di bidang aplikasi...

    16 Mar 2024
    back to top