Categories
  • Artikel Kepala Sekolah
  • Berita
  • Kegiatan Sekolah
  • Literasiku
  • Pengumuman
  • Prestasiku
  • Nyontek

    Mar 16 202477 Dilihat

    Oleh :

    1. Drs.H.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
    2. DR. Sigid Sriwanto,MSi (Dosen pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
    3. Drs.Sudadi Sugi Wartowiyono,MSi (Alumni Senior Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta , Penggerak Koperasi dan UMKM )
    4. Imam Budi Mulyono,SSi (Guru Geografi SMAN 3 Pemalang, Alumni Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

    Percaya diri itu telah tererosi
    Tererosi keimanan jadi sepi
    Jumlahnya tak seberapa di sini
    Tapi kesan curang menyelimuti

    Berbagai metode diperagakan
    Tuk penuhi nafsu syetan
    Tak peduli ada pengawasan
    Karakter curang telah merusak reputasi Kampus kebanggaan

    CCTV telah terpasang di pojok ruangan
    Menggantikan pengawas ujian
    Tetapi tak perbah dihiraukan
    Karena taka ada tindakan

    Perilaku oknum dosen juga menjengkelkan
    Merusak reputasi Perguruan Tinggi pujaan
    Gunakan presensi untuk penentuan nilai sembarangan
    Koreksi jawaban diserahkan mahasiswa pujaan

    Mitigasi harus dilakukan
    Tindakan tegas mesti diterapkan
    Didukung civitas academica tak ketinggalan
    Alumni dan almamater dibuat bersinar karena perlakuan

    Taka ada kata terlambat
    Memperbaiki sistem evaluasi harus ketat
    Mengamini perilaku Nabi Ibrahim yang taat
    Cetak generasi penerus yang bermoral mulia lagiĀ khidmat

    Mulai senin tgl 15 januari 2024 esok, beberapa Perguruan Tinggi akan melakukan evaluasi proses belajar mengajar (PBM) lewat ujian akhir semester selama dua minggu. Di titik krusial inilah kadang pengelola prodi kurang memberi perhatian sehingga sering terjadi perilaku menyimpang di ruang ujian . Evaluasi ujian dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mengetahui capaian pembelajaran dengan output tingkat kompetensi mahasiswa sesuai dengan rencana pembelajaran semester(RPS) masing masing mata kuliah.

    Model evaluasi yang baik tentu tidak hanya lewat ujian, akan tetapi bisa dilakukan dengan cara yang komprehensif baik melalui presentasi makalah, pembuatan paper, penulisan artikel di jurnal atau koran bahkan lewat pembuatan proyect yang mengkaji potensi wilayah terpilih.

    Bait puisi di atas menggambarkan kepercayaan diri yang rendah,dinamika metode kecurangan yang dilakukan dalam ruang ujian, perilaku dosen yang tidak bertanggunga jawab sebagai pengawas maupu obyektivitas penilaian sampai pada sistem kontrol yang dilakukan oleh prodi baik melalui penggunaan teknologi maupun lewat ketetatan pengawasan. Tindakan yang bisa menyebabkan pelakunya telah kehilangan percaya diri karena faktor ketergantungan dengan orang lain atau benda lain bukan karena pemikiran aslinya.

    Kenapa ini bisa terjadi ? dan tentu akan berdampak panjang yang berujung pada kepercayaan masyarakat terhadap alumni menurun dan eksistensi Perguruan Tinggi dipertaruhkan. Setiap masa ujian tiba meskipun di setiap ruang sudah terpasang spanduk besar untuk bekerja sendiri dan percaya diri, namun tidak menyurutkan perilaku menyontek, bekerja sama dan sejenisnya dalam koridor mencederai sportivitas. CCTV yang sekarang terpasang di beberapa titik, nampaknya baru digunakan untuk melindungi asset dan belum digunakan untuk kepentingan akademik seperti memantau pelaksanaan ujian sehingga keberadaannya di mata mahasiswa bukan merupakan sesuatu yang menakutkan.

    Perilaku menyontek saat ini dilakukan lebih canggih dibanding generasi sebelumnya karena memanfaatkan teknologi, menyontek dengan memanfaatkan Hp karena kurang ketatnya aturan main atau tata tertib ujian.

    Banyak hal yang dikorbankan bagi pelaku antara lain harga diri, tidak punya malu, tidak percaya diri dan sejenisnya dan yang lebih universal, telah menurunkan reputasi Perguruan Tinggi tempat mereka belajar menggali ilmu. Lauster (2006) mengatakan bahwa konsekuensi dari lemahnya harga diri bagi pelaku adalah rendahnya kepercayaan diri. Mereka umumnya tingkat kecemasan yang tinggi bila menggantungkan kepercayaan tidak pada hal di luar dirinya.

    Perguruan Tinggi yang melakukan ujian akhir semester (UAS) , dilaksanakan secara offline, merupakan salah satu assesement terstruktur yang dilakukakan secara serentak dan kemudian menindaklanjuti dengan kegiatan koreksi atas hasil ujian mahasiswa agar bisa diketahui output pembelajaran. Ujian merupakan salah satu metode evaluasi untuk mengetahui keberhasilan mengajar, kompetensinya sudah tercapai atau belum sesuai dengan pokok bahasannya atau pencapaian CPL (Capaian Pembelajaran) sehingga penyusunan soal menjadi bagian yang krusial.

    Ujian juga dimaksudkan untuk memahami apakah kompetensi siswa sudah tercapai sesuai dengan rencana pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pembelajaran mingguan. Sehingga di beberapa Perguruan Tinggi yang mendambakan kualitas mutu maka sudah pastilah soal ujian itu direview oleh ahli serumpun untuk memastikan kompetensi sudah tercover atau belum. Ada beberapa dosen yang menyelenggarakan ujian dengan cara take home exam, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berfikir analitis dengan membawa soal ke rumah dengan diberi batas waktu 24 jam dari soal diujikan.

    Pengalaman menunjukkan masih ada juga yang copy paste temannya atau angkatan sebelumnya . Inilah sulitnya merubah karakter tidak percaya diri, yang lebih berorientasi pada hasil dan bukan proses pembelajaran. Bagi Perguruan Tinggi yang sudah mapan, jawaban ujian sudah dipersiapkan terlebih dahulu untuk membuktikan transparansi penilaian dan pada saatnya akan disampaikan di web program studi dan akan lebih bertanggungjawab lagi bila pekerjaan ujian dikembalikan pada mahasiswa untuk mengurangi complain nilai yang menyita waktu, termasuk memasang no urut peserta pada tempat. Sepanjang yang saya cermati, masih ada juga perilaku menyimpang dari dosen, dalam bentuk : tidak serius dalam mengoreksi bahkan ada yang mendapat nilai A semua, Nilai berdasarkan pada presensi dan bahkan yang mengoreksi bukan dosennya tapi minta tolong pada mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa komitment akademik dosen tersebut sangat rendah dan tidak berfikir jauh bahwa perilakunya akan menurunkan reputasi dosen ybs dan Institusi tempat mengabdi.

    Sebagai bagian dari siklus pembelajaran, point ini sangat krusial dan menentukan yaitu suatu hal yang tidak kalah penting adalah monitoring atau pengawasan saat berlangsungnya ujian. Meskipun di beberapa program studi sudah memasang CCTV di setiap sudut ruang ujian tapi kehadiran pengawas masih dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa anda masih tetap dalam pengawasan dengan rasio pengawas mahasiswa 1: 20 ( kasus di Universitas Muhammadiyah Surakarta). Pada bagian pengawasan ini, suatu event krusial kadang masih kita dapati perilaku menyimpang yang dinamakan Sontek dan perilaku tidak percaya dengan berbuat curang pada saat ujian yang bisa berupa bertanya dng teman sebelahnya atau menggunakan smarthphone, membuka catatan dll. Ini adalah awal perbuatan korupsi yang harus dipangkas sebelum mereka menjadi pemimpin di masa yang datang. Perilaku ini akan menimbulkan ketidakadilan dan akan menghasilakan nilai yang semu, yang tidak sesuai kemampuan mahasiswa dan akhirnya bermuara pada suasana akademik yang tidak kondusif. Pada suatu kesempatan , seorang dosen melakukan punishment yang tegas dengan memberi nilai E kepada mahasiswa yang kedapatan berbuat curang yang tertangkap basah atau lewat kerja CCTV di setiap ruang ujian yang oleh Institusi telah dimanfaatkan untuk monitoring pembelajaran, tidak hanya untuk pengamanan asset Universitas.

    Membangun karakter adalah hal yang sangat mendasar. Karakter dalam islam diwujudkan dalam akhlaq, yaitu aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri : jujur, bertanggung jawab (integrity), istiqomah,sunggug sungguh, tidak mudah menyerah, pandai mengambil hikmah, ada rasa malu, empaty, solidaritas dst. Karakter yang terbangun dilakukan karena ridho Allah. Jadi jika karakter sudah terbangun atas dorongan keimanan maka tak perlu lagi tehnologi CCTV, pengawas dan sejenisnya.

    Sudah saatnya kendali mutu pembelajaran tidak hanya terfokus pada pembelajaran itu sendiri, akan tetapi setiap siklus pembelajaran harus mendapat perhatian yang menyeluruh mulai dari rekap peserta mata kuliah sampai sistem penilaian.

    Di titik evaluasi belajar banyak disalahgunakan oleh mahasiswa karena sistem pengamanan yang kurang baik sehingga memberi kesempatan berbuat curang dalam bentuk nyontek yang akan menurunkan reputasi output Perguruan Tinggi. Tidak ada kata terlambat, mulailah sekarang untuk memperbaiki sistem kinerja yang optimal bila tidak ingin kehilangan kepercayaan Lembaga.

    Share to

    Related News

    Polusi, Uji Emisi dan Solusi

    by Mar 16 2024

    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Alumnus Departemen Geografi Unversitas Negeri Malang/UM) Kondisi udara d...

    Mengamati Maraknya Buka Bersama di Bulan...

    by Mar 16 2024

    Oleh 1. Agus Prasmono (Pengamat Sosial,tinggal di Ponorogo,Jatim) 2. Priyono (Takmir Masjid Al Ikhla...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    Other News

    Bupati Magetan Hadiri Gebyar Kesenian Drama Bah...


    Acara Dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Parang, Yang di hadiri Oleh Bupati Magetan Suprawoto, Forkopimca Parang, Guru SMAN 1 Parang, Da...

    04 Mar 2023

    Polusi, Uji Emisi dan Solusi


    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Alumnus Departemen Geografi Unversitas Negeri Malang/UM) Kondisi udara dibeberapa kota besar di Indonesai semakin me...

    16 Mar 2024

    Gelar Karya P5 Bertemakan “Berbhineka Tun...


    Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optima...

    23 Okt 2023

    Nyontek


    Oleh : Drs.H.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ) DR. Sigid Sriwanto,MSi (Dosen pendidikan Geografi Univers...

    16 Mar 2024

    Mengamati Kinerja Guru dalam Bingkai Platform M...


    Oleh: Agus Prasmono, M.Pd. (Kepala SMAN 1 Parang Magetan Jawa Timur) Menteri Pendidikan, Kebudayaaa dan Riset Dikti yang ahli di bidang aplikasi...

    16 Mar 2024
    back to top